Hukum Menggabungkan Niat Dua Ibadah Puasa
DAFTAR ISI
- Apabila Dua Ibadah Sejenis Berkumpul Maka Pelaksanaannya Digabung
- Menyambung Puasa dan Menggabungkan Niat Puasa Sunnah
- Tidak Sah Qada Ramadan Dengan Puasa Syawal Dengan Satu Niat
- Menggabungkan Niat Puasa Dawud Dengan Puasa Senin Kamis
- Menggabungkan Antara Qadha Ramadan dan Puasa Asyuro Atau Arafah
- Menggabungkan Niat Antara Dua Puasa
Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin juga memberiku jawaban dari pertanyaan serupa sebagai berikut: “Benar, jika ia telah berpuasa enam hari pada bulan Syawal maka gugurlah puasa tiga hari setiap bulan. Baik ia mengerjakannya tepat pada waktu pelaksanaan puasa tiga hari setiap bulan itu (yakni tanggal 13,14 dan 15) ataupun sebelum dan sesudah tanggal itu. Sebab dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal itu otomatis ia juga dapat dikatakan telah berpuasa tiga hari dalam setiap bulan.
‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha berkata:
كان النبي صلى الله عليه وسلم يصوم ثلاثة أيام من كل شهر لا يبالي أصامها من أول الشهر أو وسطه أو آخره
“Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa sallam rutin berpuasa tiga hari setiap bulan, tanpa peduli apakah beliau melaksanakannya di awal bulan, di tengah atau di akhirnya.”
Sama halnya dengan gugurnya kewajiban shalat tahiyyatul masjid dengan shalat fardhu, jika seseorang masuk ke masjid lalu langsung mengerjakan shalat fardhu.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/142569-hukum-menggabungkan-niat-dua-ibadah-puasa.html